ľ¹ÏÓ°Ôº

ARTIKEL

Triwulanan Perekonomian Indonesia: Pertumbuhan melambat; risiko tinggi

16 Desember 2013




  • Pertumbuhan Indonesia akan melambat pada tahun 2014; dan risiko-risiko tetap tinggi. Untuk membalik arah perkiraan pertumbuhan 2014 yang melambat akan membutuhkan kebijakan-kebijakan tanggapan yang lebih banyak dan lebih terfokus. Secara khusus, para penyusun kebijakan di Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk mendorong stabilitas ekonomi makro jangka pendek, terutama melalui kebijakan moneter dan penyesuaian kurs tukar valuta, namun dibutuhkan reformasi struktural lebih lanjut untuk mendukung kinerja ekspor dan mendorong pertumbuhan jangka panjang yang lebih cepat.
  • Kuartal akhir tahun 2013 menutup tahun dengan penyesuaian ekonomi dan kebijakan penyesuaian yang signifikan di Indonesia di tengah ketatnya pembatasan eksternal, dengan Rupiah mencatat depresiasi sebesar 4 persen selama kuartal tersebut hingga 13 December (25 persen selama tahun berjalan), BI Rate meningkat sebesar 25 basis poin (175 basis poin selama tahun berjalan) dan data baru yang menunjukkan bahwa pertumbuhan melambat menjadi 5,6 persen tahun-ke-tahun pada kuartal ketiga.
  • Pada tahun 2014, Indonesia tampaknya akan mencatat pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dibanding beberapa tahun terakhir (pertumbuhan diperkirakan hanya mencapai 5,3 persen pada kasus dasar), dan menghadapi risiko-risiko ekonomi yang signifikan. Pertumbuhan menghadapi risiko-risiko yang besar dengan berbagai penyesuaian yang dibutuhkan terhadap perlemahan neraca eksternal terus berjalan di dalam ekonomi dalam negeri, dan juga sebagai akibat dari pergeseran kondisi ekonomi dan kebijakan internasional (terutama ¡°tapering¡± Bank Sentral AS), yang dapat semakin memperketat kondisi pembiayaan luar negeri.
  • Penyesuaian-penyesuaian kebijakan moneter dan kurs tukar yang tercatat selama tahun 2013 pada umumnya berdampak positif terhadap stabilitas ekonomi makro, namun mereka juga berbiaya besar dan membawa serta berbagai risiko-risiko. Dengan demikian, memasuki tahun 2014, fokus yang baru ditekankan dan memang dibutuhkan pada stabilitas ekonomi makro jangka pendek itu harus semakin diperkuat dengan lebih banyak langkah untuk mendukung kuatnya siklus investasi yang baik, termasuk investasi luar negeri dan pertumbuhan produksi (output).
  • Untuk mencapai hal ini, diperlukan suatu penekanan untuk mendukung ekspor untuk menjamin bahwa peningkatan daya saing internasional yang berasal dari perlemahan kurs tukar Rupiah harus dimaksimalkan, dengan meningkatkan efisiensi investasi, dan dengan mendukung, atau meningkatkan, aliran masuk FDI.
  • APBN 2014 mempertahankan sikap yang berhati-hati dan koordinasi dengan kebijakan moneter namun dapat menghadapi tantangan-tantangan baik dari sisi penerimaan maupun pengeluaran, terutama yang berasal dari lebih tingginya beban subsidi BBM dalam denominasi Rupiah.
  • Kemiskinan di Indonesia terus menurun, namun dengan laju pengentasan yang lebih lambat, dan terdapat kemungkinan besar bahwa angka sasaran tingkat kemiskinan tahun 2014 tidak akan tercapai.
  • Pasar tenaga kerja Indonesia, yang merupakan nomor empat terbesar di dunia, terus melanjutkan transformasi strukturalnya, dengan menambah 20 juta pekerjaan baru secara bersih dari tahun 2001 hingga 2012, namun menghadapi tantangan yang terus berlangsung dalam meningkatkan lapangan kerja formal dengan nilai tambah yang tinggi.
  • Triwulanan edisi bulan Desember 2013 ini juga berisi pratinjau suatu penelitian baru tentang kapasitas pemerintahan daerah, dengan demokratisasi dan desentralisasi yang menempatkan pemerintah daerah pada garis depan penyampaian layanan dan alokasi sumber daya yang efektif di Indonesia.

Lebih banyak analisis yang terkait dengan edisi Triwulanan ini tersedia secara online:

Untuk lebih banyak analisis Bank Dunia tentang bantuan sosial di Indonesia, kunjungi www.worldbank.org/id/poverty

Tentang masalah pekerjaan dan pasar tenaga kerja, lihat dari Bank Dunia  dan , tahun 2010

Untuk informasi lebih lanjut tentang Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM), lihat pada


Api
Api