Lintang Kusuma Pratiwi adalah co-founder dan Chief Agriculture Officer , suatu bisnis ¡®agritech¡¯ yang berfokus pada membangun praktik pertanian berkelanjutan di Indonesia maupun di luar Indonesia.
Apa yang menginspirasi Anda untuk memasuki sektor AgTech?
Saya selalu memiliki apresiasi yang mendalam akan pentingnya pertanian dalam masyarakat kita. Namun, seiring dengan berlangsungnya studi saya, saya menjadi semakin tertarik pada pertemuan antara pertanian dan teknologi. Saya melihat potensi teknologi dan inovasi digital untuk merevolusi industri dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan. Ini mengilhami saya untuk mengejar karir di AgTech, dan bekerja untuk mengembangkan solusi yang dapat membantu mengatasi beberapa tantangan terbesar yang dihadapi sektor pertanian saat ini.
Jika Anda bisa menggambarkan diri Anda dalam 3 kata, apakah itu?
Tangguh, penuh semangat, dan bermotivasi tinggi. Sebagai pengusaha perempuan di industri yang didominasi pria, kualitas-kualitas ini sangat penting bagi saya. Ketiganya telah memungkinkan saya untuk mengatasi tantangan, menavigasi lingkungan yang kompleks, dan mengejar visi saya demi terwujudnya sektor pertanian yang lebih berkelanjutan dan adil.
Tema tahun ini adalah ¡°DigitALL: Inovasi dan teknologi untuk kesetaraan gender¡±. Menurut Anda, bagaimana teknologi dan inovasi digital, khususnya di sektor pertanian, dapat mewujudkan kesetaraan gender yang lebih besar?
Teknologi dan inovasi digital dapat memainkan peran penting dalam mempromosikan kesetaraan gender di sektor pertanian. Dengan membuka akses kepada informasi, pelatihan, dan sumber daya, perempuan dapat memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk berpartisipasi dalam semua aspek industri ini. Selain itu, platform digital dapat membantu menghubungkan petani perempuan dengan pasar, pembeli, layanan keuangan, penasehat, dan teknologi, memungkinkan mereka untuk meningkatkan pendapatan dan mata pencaharian mereka. Hal ini dapat membantu mendobrak hambatan yang biasanya menghalangi perempuan untuk berpartisipasi penuh di sektor pertanian dan meningkatkan kesetaraan gender secara lebih baik.
Apa arti pekerjaan Anda sebagai Co-Founder Elevarm bagi Anda?
Sebagai Co-Founder Elevarm, pekerjaan saya sangat berarti bagi saya. Saya bangga memimpin tim yang mampu mengembangkan solusi inovatif bagi beberapa tantangan terbesar yang dihadapi sektor pertanian saat ini. Pekerjaan kami di Elevarm berpotensi memberikan dampak yang signifikan terhadap industri pertanian, dan saya termotivasi setiap hari oleh kesempatan untuk menciptakan perubahan positif. Saya sangat bangga dengan pekerjaan kami dalam mengembangkan teknologi yang dapat membantu meningkatkan keberlanjutan dan keadilan sosial di bidang pertanian, dan saya bersemangat untuk terus mendorong batasan dari apa yang mungkin bisa dilakukan di bidang ini.
Sebagai salah satu Startup AgTech yang tumbuh pesat di Indonesia, Elevarm telah memengaruhi mata pencaharian ribuan petani, dan ini baru di tahap permulaan saja. Saya sangat senang dengan potensi dampak yang dapat kami wujudkan di sektor ini.
Bagaimana Anda melihat isu kesetaraan gender berkembang sepanjang karier Anda?
Saya telah melihat kemajuan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir dalam hal meningkatkan kesetaraan gender di tempat kerja. Namun, jalan masih panjang, terutama di industri seperti pertanian yang secara tradisional didominasi oleh laki-laki.
[Namun] saya terdorong oleh meningkatnya kesadaran akan pentingnya keragaman dan inklusi, dan saya percaya bahwa upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kesetaraan gender akan membawa kita kepada masyarakat yang lebih setara dan adil. Sebagai pengusaha perempuan di bidang AgTech, saya berkomitmen untuk menggunakan platform saya untuk membantu mempromosikan kesetaraan gender dan menciptakan peluang bagi perempuan di bidang ini.
Apa saja tantangan yang Anda hadapi sebagai seorang pemimpin, dan apa saja yang Anda pelajari darinya?
Sebagai seorang pemimpin, saya menghadapi banyak tantangan, termasuk mengelola tim, membuat keputusan-keputusan yang sulit, serta menavigasi lingkungan yang kompleks dan multidimensi. Namun, saya melihat tantangan ini sebagai peluang untuk bertumbuh dan belajar. Saya berusaha untuk tetap berpikiran terbuka, dan menerima masukan serta terus mencari pengetahuan maupun perspektif baru yang dapat membantu saya menjadi pemimpin yang lebih baik. Saya juga berkomitmen untuk menanamkan budaya inklusivitas dan keragaman dalam organisasi saya, dan saya yakin hal ini dapat membantu menciptakan tempat kerja yang lebih inovatif dan dinamis.
Apa modal utama untuk berhasil dalam profesi Anda?
Menurut pengalaman saya, modal utama untuk berhasil di sektor AgTech adalah semangat untuk berinovasi, pemahaman yang mendalam tentang industri pertanian, dan keberanian untuk mengambil risiko dan belajar dari kegagalan.
Adalah juga penting untuk membangun jejaring mentor, penasihat, dan kolaborator yang kuat yang dapat memberikan panduan dan dukungan. Sebagai pengusaha perempuan di AgTech, saya belajar bahwa sangat penting untuk tetap gigih dan memiliki visi yang jelas tentang apa yang ingin saya capai. Ini dapat membantu mengatasi banyak kendala dan tantangan yang dapat muncul di bidang ini.
Apa saja proyek favorit/mentor berkesan yang pernah Anda tangani dalam karier Anda dan mengapa?
Salah satu proyek favorit saya adalah mengembangkan aplikasi seluler yang memberikan informasi cuaca real-time kepada petani, deteksi penyakit tanaman melalui kecerdasan buatan (AI), dan saran pengelolaan tanaman yang dikenal dengan Dokter Tania - salah satu produk Elevarm. Proyek ini sangat berarti bagi saya karena berdampak langsung pada kehidupan petani dan membantu meningkatkan hasil panen dan pendapatan mereka.
Dalam hal mentor, saya beruntung bisa bekerja dengan banyak individu yang menginspirasi dan suportif sepanjang karir saya, termasuk mantan Direktur di Temasek, Senior Vice President (SVP) di Olam, dan banyak perusahaan global serta mantan profesor yang mendorong saya untuk menekuni hasrat saya di AgTech serta memberikan panduan dan dukungan yang tak ternilai. Saya juga terinspirasi oleh banyak perempuan pengusaha dan pemimpin di bidang ini, yang berhasil mendobrak hambatan-hambatan dan membuka jalan bagi sektor pertanian yang lebih inklusif dan adil.
Menurut Anda, apa yang perlu dilakukan untuk memastikan lebih banyak perempuan menduduki posisi kepemimpinan di Indonesia?
Untuk memastikan lebih banyak perempuan menduduki posisi kepemimpinan di Indonesia, perlu ada upaya bersama untuk mempromosikan kesetaraan gender di semua lapisan masyarakat. Ini termasuk menyediakan akses ke pendidikan dan pelatihan, melawan stereotip dan bias gender, dan membuat kebijakan dan program yang mendukung kemajuan karir perempuan. Adalah juga penting untuk memberikan kepada perempuan sosok teladan dan mentor yang dapat menginspirasi dan membimbing mereka dalam karier mereka. Sebagai pengusaha perempuan di AgTech, saya berkomitmen untuk menggunakan platform saya untuk mempromosikan kesetaraan gender dan menciptakan peluang bagi perempuan di bidang ini.
Apa saran Anda untuk perempuan Indonesia yang masih belajar atau berada pada awal karir mereka, juga untuk mereka yang bercita-cita terjun ke sektor pertanian?
Saran saya untuk para perempuan di Indonesia yang masih kuliah atau di awal karir adalah tetap semangat dan memelihara rasa ingin tahu tentang dunia di sekitar mereka. Carilah peluang untuk belajar dan bertumbuh, bahkan jika itu berada di luar zona nyaman Anda. Jangan takut untuk mengambil risiko dan mengejar impian Anda, meskipun hal itu tampak menakutkan atau tidak mungkin.
Terakhir, kelilingi diri Anda dengan jaringan mentor, kolega, dan teman yang mendukung yang akan menyemangati dan menginspirasi Anda di sepanjang perjalanan. Ingatlah, dengan kerja keras, tekad, dan kemauan untuk belajar, semuanya memungkinkan. Adalah mungkin untuk mendobrak hambatan dan mencapai kesuksesan di bidang apa pun, dan saya berharap dapat menginspirasi dan memberdayakan perempuan lain untuk melakukan hal yang sama.
----
**Pandangan yang diungkapkan dalam wawancara ini tidak serta merta mewakili pandangan Kelompok Bank Dunia.
Bank Dunia mendukung Pemerintah Indonesia dalam pengembangan model rantai nilai pertanian yang berkelanjutan dan inklusif melalui proyek Agriculture Value Chain Development (ICARE). Proyek ini bertujuan untuk memberikan dukungan yang terintegrasi dan spesifik lokasi untuk pengembangan model rantai nilai yang sehat untuk membantu petani beradaptasi dengan perubahan iklim dan untuk mengurangi jejak karbon dari beberapa rantai nilai terpilih.
Proyek ini juga dirancang untuk memperkuat kapasitas kelembagaan sektor publik dan swasta untuk mempromosikan pertanian dan rantai nilai cerdas iklim di lokasi sasaran proyek. Komponen manajemen pembelajaran dan pengetahuan yang kuat akan memastikan bahwa model sukses yang didukung oleh proyek didokumentasikan dengan baik untuk mendorong replikasi dan perluasan cakupan.