JAKARTA, 20 Mei 2021 ¨C
Studi berjudul yang diluncurkan pada hari ini di Jakarta menyatukan catatan data sampah di lebih dari 500 kabupaten/ kota dan provinsi di seluruh Indonesia ¨C termasuk data curah hujan tahunan, topografi, dan aliran sungai ¨C serta membuat model pergerakan sampah plastik dari sumber-sumber di darat menuju ke laut.
¡°,¡± jelas Ann Jeannette Glauber, Practice Manager Bank Dunia untuk urusan Lingkungan, Sumber Daya Alam dan Ekonomi Biru. ¡°Ini adalah sebuah studi yang canggih, menggunakan data di tingkat lokal dan nasional untuk dijadikan bahan informasi dalam pembuatan berbagai jenis kebijakan tegas dalam hal pengelolaan dan pencegahan sampah yang dibutuhkan untuk mendukung pencapaian sasaran yang dijabarkan di dalam Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut.¡±
Berbagai temuan dari studi ini menekankan pentingnya penguatan baragam upaya pengelolaan sampah di seluruh Indonesia. Berbagai upaya tersebut sangat penting, mengingat Indonesia menghasilkan sekitar 7,8 juta ton sampah plastik setiap tahun. Terlepas dari berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia, 40 persen warga perkotaan masih belum memiliki akses kepada layanan dasar pengumpulan sampah, sementara diperkirakan 85 persen dari sampah plastik yang dihasilkan di kawasan pedesaan tidak terhubung kepada sistem pengumpulan sampah resmi. Selain itu, 4,9 juta ton sampah plastik tidak dikelola dengan baik setiap tahun - menimbulkan masalah akibat sampah yang dibuang di tempat pembuangan terbuka dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang tidak dikelola dengan baik. Studi tersebut juga menemukan bahwa 83 persen dari jumlah sampah plastik tahunan yang saat ini mengalir ke lingkungan laut dari sumber-sumber di darat dibawa dan dibuang melalui sungai.
¡°Jumlah sampah plastik yang dihasilkan di Indonesia meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk dan peningkatan ekonomi masyarakat. Akan tetapi, sebagai bangsa kami mengambil tindakan dan berkomitmen untuk memangkas aliran sampah plastik ke laut hingga 70 persen selama lima tahun ke depan,'' kata Nani Hendiarti, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. ¡°Banyak pekerjaan menanti untuk kami selesaikan. Namun dengan wawasan yang diperoleh dari studi ini maupun studi-studi lainnya, dan dengan strategi yang diuraikan di dalam Rencana Aksi Nasional, kami yakin bahwa Indonesia bebas sampah plastik tidak hanya mungkin, tetapi juga dapat diwujudkan.¡±
Untuk mendukung terlaksananya berbagai strategi dan aksi pemerintah, laporan tersebut menguraikan beberapa rekomendasi, termasuk upaya untuk memperkuat praktik-praktik pengelolaan limbah padat serta bagaimana menciptakan pengetahuan dan insentif di pedesaan dan perkotaan utama. Laporan tersebut juga mendorong pemerintah untuk meningkatkan cakupan pengumpulan sampah, mengoptimalkan pemanfaatan berbagai infrastruktur yang ada di sepanjang saluran air dan aliran drainase untuk mencegah sampah plastik mencapai laut, meningkatkan penerapan ekonomi sirkular untuk mengurangi konsumsi plastik, dan secara sistematis memantau dan meningkatkan pendataan sampah.
Untuk mengunduh laporan (Bahasa Inggris): dan