| | | |
Update Perekonomian Asia Timur dan Pasifik sebelumnya
Pemulihan perekonomian kawasan ini kembali berlangsung pada kuartal keempat tahun 2021. Perekonomian China bertumbuh sebesar 8,1 persen pada tahun 2021, sementara negara-negara lainnya di kawasan ini mengalami pertumbuhan sebesar 2,6 persen. Akan tetapi pemulihan terjadi secara tidak merata di lintas-negara Asia Timur dan Pasifik, dengan keluaran masih berada di bawah tingkatan sebelum pandemi di banyak negara. Negara yang mengalami dampak terparah dan mengalami pertumbuhan paling lambat adalah Myanmar dan beberapa negara lainnya di Kepulauan Pasifik.
Pemulihan tidak merata di lintas negara ...
Perubahan pada PDB antara tahun 2021 dan 2019
Baca bagian laporan yang ini:
|
Empat faktor umum memengaruhi pemulihan di lintas negara-negara Asia Timur dan Pasifik: besaran guncangan yang disebabkan oleh COVID-19, sejauh mana virus ini dikendalikan, kemampuan untuk memanfaatkan peluang dari kondisi eksternal yang ringan, serta kemampuan pemerintah untuk memberikan dukungan.
Kinerja negara-negara di Asia Timur dan Pasifik dipengaruhi oleh pengendalian COVID-19, kondisi eksternal, serta dukungan dari pemerintah
Baca bagian laporan yang ini:
|
Tiga awan berkumpul di atas cakrawala perekonomian: perang di Ukraina, pengetatan keuangan di Amerika Serikat (AS), serta pelambatan struktural di China. Dihadapkan kepada berbagai gejolak tersebut, masih ada peluang pertumbuhan di bidang perdagangan, teknologi digital, dan produksi ramah lingkungan (green production). Kawasan ini diperkirakan akan mengalami pertumbuhan sebesar 5 persen, lebih rendah daripada 5,4 persen yang diproyeksikan pada Bulan Oktober. Pertumbuhan dapat melambat menjadi 4 persen jika kondisi global memburuk dan kebijakan nasional kurang solid.
Tiga perkembangan internasional membentuk kondisi eksternal
Baca bagian laporan yang ini:
|
Bagian ini menggambarkan serangkaian reformasi yang dapat membantu banyak negara memitigasi risiko dan memanfaatkan peluang. Misalnya, reformasi terhadap kebijakan yang berkaitan dengan perdagangan barang, dan terutama sektor jasa yang masih dilindungi di kawasan Asia Timur dan Pasifik dibutuhkan untuk negara-negara di kawasan ini memanfaatkan perubahan lanskap perdagangan global. Contoh lainnya adalah dibutuhkannya kebijakan yang mendorong penyebaran dan penggunaan teknologi.
Vietnam berperan besar dalam peningkatan pangsa impor AS di negara-negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik
Baca bagian laporan yang ini:
|
Kotak 1. Vaksinasi, pertumbuhan PDB, dan situasi perekonomian rumah tangga
|
Kotak 2. Tidak semua endemisitas bersifat jinak
|
Kotak 3. Pariwisata dan pertumbuhan di Pasifik
|
Kotak 4. Efek dari gangguan yang terjadi pada rantai pasok global
|
Kotak 5. Peran pengendalian harga di saat sangat rawan perubahan
|
Kotak 6. Sanksi yang dikenakan terhadap Rusia akibat perang yang meningkat di Ukraina
|
Kotak 7. Perkiraan limpahan keuangan dari Amerika Serikat dan China
|
Kotak 8. Perkiraan limpahan pertumbuhan dari China dan Amerika Serikat kepada negara-negara berkembang di Asia Timur
|
Kotak 9. Simulasi dampak regional dari menurunnya pasar properti dan kebijakan Nol-COVID China
|
Kotak 10. Dampak kenaikan bahan bakar dan gandum terhadap pendapatan riil
|
Kotak 11. Efek yang mungkin terjadi terhadap kemiskinan: Simulasi dari Filipina
|
Kotak 12. Penyebaran teknologi terbatas pada perusahaan di Asia Timur: Bukti dari Vietnam
|
Kotak 13. Pertumbuhan China pada tahun 2022: Antara Guncangan dan Stimulus
|
Kotak 14. Isu-isu kebijakan terkait COVID-19 yang ditelaah pada kondisi perekonomian terkini
|
Kotak 15. Reformasi perpajakan Indonesia untuk pembentukan ruang fiskal
|
BERBAGAI ISU KEBIJAKAN TERKAIT COVID-19 DALAM ECONOMIC UPDATES TERBARU
Beberapa Updates sebelumnya yang berfokus pada beberapa isu kebijakan, termasuk:
(1) untuk mengurangi penyebaran COVID-19;
(2) untuk bantuan, pemulihan, dan pertumbuhan;
(3) untuk membangun kembali secara lebih baik;
(4) terutama melalui intervensi nonfarmasi seperti tes-pelacakan/tracing-isolasi;
(5) untuk mencegah kerugian jangka panjang modal manusia, terutama bagi masyarakat miskin;
(6) untuk membantu kelancaran konsumsi rumah tangga dan reintegrasi pekerja saat berbagai negara mengalami pemulihan;
(7) untuk mencegah kebangkrutan dan pengangguran, tanpa terlalu menghambat realokasi pekerja dan sumber daya yang efisien;
(8) untuk mendukung bantuan dan pemulihan tanpa merusak stabilitas keuangan, dan
(9) , terutama dalam sektor jasa yang masih dilindungi - keuangan, transportasi, komunikasi - untuk meningkatkan produktivitas perusahaan, menghindari tekanan untuk melindungi sektor lain, dan membekali masyarakat untuk memanfaatkan peluang digital yang kemunculannya dipercepat oleh pandemi.