Tantangan
Meningkatkan akses ke air bersih dan sanitasi adalah prioritas utama akibat rendahnya kualitas infrastruktur sanitasi di masyarakat dan lingkungan. Dari empat penyebab utama kematian balita di Indonesia, dua ¡ª diare dan tipus yang merupakan penyakit ditularkan melalui feses, terkait dengan pasokan air yang tidak memadai, masalah sanitasi, termasuk buang air besar sembarangan dan kurangnya toilet yang layak, juga praktik kebersihan yang buruk. Sulitnya akses pasokan air juga berarti bahwa rumah tangga miskin menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mengambil air. Layanan ini memiliki tantangan khusus baik di desa hingga seluruh nusantara, dibawah 514 pemerintah daerah dengan budaya yang berbeda, tingkat kapasitas dan sumber daya.
Pendekatan
PAMSIMAS bertujuan meningkatkan penggunaan fasilitas air dan sanitasi, dan meningkatkan perilaku hidup bersih, dengan pendekatan masyarakat. Proyek ini memberikan hibah langsung kepada masyarakat untuk infrastruktur air dan sanitasi setempat dan bantuan teknis untuk meningkatkan peran masyarakat melalui pembangunan kapasitas, perencanaan, pengadaan, dan manajemen, termasuk pemantauan masyarakat dengan sistem pemantauan berbasis web dan mobile. Layanan konsultasi dan pelatihan juga disediakan bagi fasilitator dan masyarakat untuk meningkatkan perilaku dan praktik sanitasi dan kebersihan mereka.
Capaian
Antara 2006 dan akhir 2018:
- PAMSIMAS diterapkan di 22.961 desa yang tersebar di 376 kabupaten di 33 provinsi. Proyek ini memberi manfaat bagi sekitar 17,2 juta orang dengan akses ke fasilitas air bersih (di atas target 2018 dari 16 juta orang), dan 15,4 juta orang dengan akses ke sanitasi dasar dan lebih baik.
- Status tidak buang air besar sembarangan di kalangan penerima manfaat program meningkat dari 0% menjadi 58%, dan sekitar 81% sekolah sasaran telah meningkat fasilitas sanitasi dan program kebersihan mereka.
- 68% dari komunitas target mengadopsi program cuci tangan. Pencapaian jauh di atas target, dengan lebih dari 28.731 desa telah melaksanakan rencana aksi masyarakat.
- Keberlanjutan kelembagaan dari pendekatan PAMSIMAS adalah positif, dengan 97% kabupaten / kota mereplikasi pendekatan proyek di luar masyarakat sasaran, dan 86% kabupaten / kota dengan peningkatan pengeluaran untuk memenuhi akses universal terhadap air dan sanitasi.
- PAMSIMAS mengembangkan sistem yang menyediakan sekitar 42.000 liter / detik air di hampir 17.000 desa, dengan 2 juta sambungan rumah.
- Lebih dari 1.650 desa mengadopsi desain inklusif disabilitas untuk fasilitas publik di Pamsimas.
- 357 kabupaten membentuk asosiasi pengguna air yang akan mendukung pemerintah daerah untuk mencapai akses universal dan program keberlanjutan.
Kontribusi Kelompok Bank
Antara 2006 hingga 2018, Grup Bank Dunia menyumbang $137,5 juta melalui International Development Association (IDA), dan $399,9 juta berupa pinjaman International Bank for Reconstruction and Developoment (IBRD).
Mitra
Keberhasilan PAMSIMAS bergantung pada kolaborasi yang kuat antara mitra utama di sektor air minum dan sanitasi di Indonesia. Pemerintah pusat Indonesia menyumbang $537,4 juta dan pemerintah daerah di seluruh Indonesia melalui anggaran daerah, program berbagi (replikasi), dukungan untuk persiapan rencana aksi lokal untuk sektor air dan sanitasi semua ini membantu memastikan keberlanjutan proyek. Selain itu, pemerintah Australia menyumbang $102 juta.
Rencana kedepan
Untuk mencapai akses universal ke air dan sanitasi, pemerintah memutuskan mendukung semua desa untuk mengembangkan Rencana Aksi Masyarakat, jauh melampaui yang disyaratkan proyek. Rencana tersebut dimaksudkan untuk memanfaatkan berbagai sumber pembiayaan termasuk dana alokasi khusus pemerintah, hibah insentif kabupaten, hibah optimisasi khusus, dana desa, sektor swasta, dan tanggung jawab sosial perusahaan kabupaten. Keberlanjutan jangka panjang dipastikan melalui Asosiasi Berbasis Masyarakat yang mampu mengelola dan membiayai fasilitas, juga dengan memperkuat pemerintah daerah untuk memastikan operasi jangka panjang sistem pasokan air dan adopsi perilaku sanitasi secara permanen.
Cerita Penerima manfaat
¡°Sebelum 2014, saya menggunakan air payau dari sumur bor dan sumur dangkal di desa saya. Saat musim hujan, saya menggunakan air hujan. Terkadang saya membeli air dari truk pemasok air setempat. Air payau hanya untuk mencuci peralatan dapur. Jika saya menggunakannya untuk mandi, tubuh saya terasa lengket. Setelah PAMSIMAS membangun jaringan pipa dan meter air di desa saya, saya merasa sangat nyaman dan mudah mendapatkan air bersih untuk kebutuhan apa pun, ¡± kata seorang warga Desa Pitusungu, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Sulawesi Selatan.