Melalui pembiayaan COVID-19 emergency response yang dicairkan sepenuhnya dan tambahan pembiayaan, Bank Dunia dan mitranya, termasuk Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), Bank Investasi dan pembangunan milik negara Jerman (KfW), dan Pemerintah Australia telah mendukung Indonesia untuk memperkuat respons negara terhadap pandemi COVID-19. Pencapaian utama melalui pembiayaan ini mencakup pelaksanaan program vaksinasi nasional gratis untuk orang dewasa, pengamanan berbagai sumber pasokan vaksin, perluasan jaringan PCR dari 49 menjadi lebih dari 1.100 laboratorium pengujian (Maret 2020 - Juni 2023), peningkatan kapasitas rumah sakit untuk tempat tidur isolasi dan perawatan kritis sebanyak dua kali lipat, serta komitmen berkelanjutan pemerintah untuk menanggung biaya perawatan terkait COVID bagi semua orang.
Mempromosikan sumber daya manusia merupakan prioritas penting bagi Indonesia. Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting, berdasarkan masukan dari Bank Dunia dan didukung oleh Program Investing in Nutrition and Early Years (INEY), telah menurunkan angka stunting nasional sebesar 9,2 poin persentase dalam empat tahun penerapannya sejak tahun 2018. Pada tahun 2022, Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting (Stranas Stunting) telah dilaksanakan di 514 kabupaten di Indonesia. Durasi dan cakupan program INEY tersebut kini diperluas.
Sejak tahun 2018, program telah menyiapkan landasan bagi agenda transformasi Kementerian Kesehatan yang lebih luas, terutama pada kualitas layanan kesehatan dasar, interoperabilitas sistem informasi kesehatan, dan fokus pada kapasitas pengelolaan keuangan di tingkat daerah. Lebih dari 1.800 pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) menerima akreditasi yang lebih tinggi atas peningkatan kualitas dan kinerja layanan kesehatan mereka, dan lebih dari 1.000 tim pekerja kesehatan telah dikerahkan di daerah-daerah terpencil di Indonesia.
Sistem kesehatan Indonesia juga bertujuan untuk meningkatkan pemetaan dan penyelesaian pengobatan kasus Tuberkulosis (TB). Bank Dunia memberikan untuk meningkatkan cakupan, kualitas dan efisiensi tanggap-TBC, dan membantu Pemerintah Indonesia mencapai tujuannya untuk mengurangi kasus TBC baru sebesar 90 persen pada tahun 2030.
Bank Dunia mendukung Indonesia untuk memperkuat kualitas dan efisiensi program (JKN), sebagai bagian dari upaya meningkatkan pemberian layanan kesehatan, memperluas cakupan, memberikan perlindungan finansial, dan berinvestasi pada sumber daya manusia di Indonesia. Seluruh penerima manfaat JKN yang berjumlah sekitar 250 juta orang, 40 persen di antaranya miskin atau hampir miskin, diharapkan mendapat manfaat dari perbaikan ini.
Sejak diluncurkan pada tahun 2015, Bank Dunia telah mendukung upaya perancangan, implementasi dan perluasan cakupan dari , yang memberikan proteksi terhadap risiko terkait ketenagakerjaan. Melalui pendanaan untuk kebijakan pada tahun 2022, Bank Dunia telah menjadi kontributor penting dalam program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) yang baru-baru ini diluncurkan, yang memberikan bantuan tunai sementara dan dukungan kerja kembali bagi mereka yang menghadapi PHK.
untuk Program Keluarga Harapan (PKH), yang memberikan bantuan tunai kepada rumah tangga penerima manfaat untuk mendorong penggunaan layanan kesehatan terkait ibu dan anak serta memberikan insentif untuk partisipasi dan pendaftaran sekolah, telah menghasilkan, antara lain, perluasan cakupan dan tingkat manfaat meningkatkan partisipasi sekolah, dan . Selanjutnya, pada tahun 2020, sebagai bagian dari respons terhadap COVID-19, Bank Dunia mendukung yang meningkatkan bantuan tunai sementara kepada penerima manfaat PKH yang ada.
Program Realizing Education’s Promise telah mendukung perbaikan sekolah dasar dan menengah di Indonesia di bawah Kementerian Agama (Kemenag). Sebanyak 5.576 sekolah Islam (madrasah) masing-masing menerima hibah sebesar Rp150 juta (US$10.000) untuk meningkatkan lingkungan belajar dan 7.847 fasilitas (pada akhir tahun 2023), dan 9.163 kelompok kerja sejawat dibentuk untuk pengembangan profesi guru. Hasil pembelajaran siswa dipantau melalui penilaian berbasis kompetensi yang dilaksanakan di 24.861 madrasah tingkat dasar, yang hasilnya digunakan untuk peningkatan kualitas pengajaran lebih lanjut.
Bank Dunia membantu Indonesia dalam meningkatkan respons keuangan terhadap bencana alam melalui proyek dan . Proyek DRFI memungkinkan Bank Dunia, antara lain, untuk mendukung pemerintah merancang dan menerapkan solusi keuangan untuk mengelola bencana dan trauma terkait perubahan iklim, sedangkan Proyek IIFF memungkinkan Bank Dunia untuk memobilisasi investasi swasta untuk infrastruktur berketahanan iklim. Bersama dengan Bank Pembangunan Asia dan International Finance Corporation, Bank Dunia terlibat dalam kegiatan seperti pengarusutamaan investasi adaptasi perubahan iklim.
Program Sustainable Landscape Management milik Bank Dunia membantu pemerintah dalam mengurangi deforestasi dan degradasi hutan serta mendorong pertumbuhan yang lebih merata melalui pemanfaatan sumber daya hutan secara berkelanjutan. Program yang bertujuan untuk mendukung Indonesia dalam memberikan kejelasan hak atas tanah dan penggunaan lahan di kawasan non-hutan di Sumatera dan Kalimantan, telah mendaftarkan lebih dari satu juta bidang tanah di kawasan non-hutan pada tahun 2021.
Untuk memperkuat upaya negara dalam meningkatkan pendanaan aksi iklim di Indonesia, Bank Dunia mendukung instrumen penetapan harga karbon dari pemerintah dan memulai komitmen pembayaran berbasis hasil untuk mendukung pengurangan emisi akibat deforestasi melalui . Sebagai bagian dari program ini, pembayaran uang muka sebesar US$20,9 juta telah dilakukan kepada Pemerintah Indonesia pada tanggal 8 Nopember 2022.
Mengingat pentingnya peran hutan bakau dalam penyimpanan karbon dan ketahanan kawasan pesisir, Bank Dunia mendukung Program Rehabilitasi Mangrove Nasional yang dicanangkan oleh pemerintah melalui proyek Mangrove for Coastal Resilience (M4CR), yang bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan hutan bakau dan kesejahteraan masyarakat lokal di kasawan pesisir terpilih. Tujuan proyek ini adalah merestorasi 75.000 hektar hutan bakau dan memberi manfaat bagi 650.000 orang di empat provinsi.
Untuk mendorong transisi Indonesia menuju ekonomi biru, Bank Dunia menerapkan Indonesia Sustainable Oceans Program (ISOP). Disahkan pada bulan Maret 2022, program ini telah membantu meningkatkan efektivitas pengelolaan Marine Protected Area (MPA) dan membantu masyarakat melindungi ekosistem yang kritis. Bank Dunia juga telah memulai proyek Ocean’s for Prosperity (LAUTRA) untuk meningkatkan pengelolaan berkelanjutan dan pembiayaan terumbu karang terpilih dan ekosistem terkait, serta memberi akses pada peluang ekonomi untuk masyarakat lokal di wilayah sasaran.
Melalui proyek , Bank Dunia mendukung pemerintah dalam meningkatkan layanan pengelolaan sampah padat bagi penduduk perkotaan di kota-kota tertentu di Indonesia. Hal ini mencakup pengembangan kelembagaan dan kebijakan, dukungan perencanaan terpadu dan peningkatan kapasitas, bagi pemerintah daerah, masyarakat, infrastruktur dan layanan limbah. Pada tahun 2023, proyek ini melakukan investasi infrastruktur persampahan terpadu (TPST) di delapan kota dan kabupaten di DAS Citarum di Jawa Barat dan tiga TPST di Kota Denpasar. Proyek ini kemudian memperluas cakupan wilayahnya ke enam kota dan kabupaten baru (Padang, Cilegon, Depok, Indramayu, Tuban, Gianyar).
Pembaharuan Terakhir: 31 Oktober 2023